Jumat, 29 Oktober 2010

Falsafah dan Paradigma Keperawatan

1. Pengertian Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakekat manusia dan erensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. hakekat manusia yang dimaksud disini adalah manusia sebagai makluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. sedangkan esensinya adalah Falsafah Keperawatan.

2. Pengertian Paradigma Keperawatan
Menurut Masterman (1970) paradigma adalah sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang pengetahuan.
Menurut Poerwanto P (1997) paradigma adalah sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunannya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai sesuatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

paradigma keperawatan dibagi menjadi 4 komponen diantaranya adalah :
1. manusia
2. keperawatan
3. kesehatan dalam rentang sehat - sakit
4. lingkungan

2.1 konsep manusia
manusia bertindak sebagai klien yang merupakan makluk biopsikososial atau homostatis dan spiritual yang terjadi merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannnya masing-masing. manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifai individu, kelompok dan nasyarakat dalam suatu sistem. sebagai klien yang bersifat individu, sasaran pemenuhan kebutuhan dasarnya adalah biopsikososial dan spiritual yang berbeda dengan individu lainnya. karena itu, diharapkan terjadi proses pemenuhan kebutuhan dasar ke arah kemandirian. sebagai klien yang bersifat keluarga, diartikan sebagai sekelompok individu atau kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat. sebagai klien yang bersifat masyarakat, diartikan bahwa melalui masyarakat kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan,  pendidikan, tempat rekreasi, transportasi, komunikasi dan sosial. konsep manusia yang lain dalam paradigma keperwatan adalah manusia sebagai sisterm. dimana manusia terdiri dari komponen subsistem yang terlah membentuk suatu sistem. sistem tersebut meliputi sistem terbuka, sistem adaptasi, sistem personal, interpersonal dan sosial.
   
2.2 konsep keperawatan
konsep keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan psiritual) yang dapat ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit. dengan demikian, paradigma dalam konsep keperawatan memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau da tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar. asuhan keperawatan tersebut dapat diberikan melalaui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kebutuhan dasar khususnya fisiologis, pemberian motifasi pada klien yang memiliki penurunan dalam kemauan. sehingga diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agar terjadi peningkatan. hal ini untuk memenuhi kebutuhan dasar khususnya psikologis dan pemberian pengetahuan yang berupa pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan pada individu, keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah dalam masalah perawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan kebutuhan dasar. 

2.3 konsep sehat - sakit
 komponen ini memandang bahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanan yang diberiakan pada manusia dalam rentang sehat-sakit. yang dapat digambarkan sbb :

                                      rentang sehat                                  rentang sakit
                         <-----[---------[-------[---------[---------[-------[-------[----->
                            sejahtera---sehat---sehat---setengah---sakit---sakit---mati
                                             sekali    normal     sakit                   kronis

rentang sakit ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersihat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperwatan dengan jelas.

2.3.1 rentang sehat
rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera. dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan psiritual. batasan sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. dari penjelasan tsb, maka sehat dapat diartikan : 
  1. memiliki kemampuan memfleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
  2. memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal.
  3. memiliki hidup yang kreatif dan produktif 

2.3.2 faktor pengaruh status kesehatan
  1. perkembangan
  2. sosial kultural
  3. pengalaman masa lalu
  4. harapan seseorang tentang dirinya
  5. keturunan
  6. lingkungan
  7. pelayanan
2.3.3 rentang sakit
rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat-sakit. rentang ini di mulai dari keadaan setengah sakit, sakit kronis dan kematian. sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagaian, serta terganggunya proses dari penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial. sakitr dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta terganggunya kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.
hubugan sehat-sakit

sehat     <------------------------------------>      sakit
[                                                                           ]
  [                                                                           ]  
sembuh     <-------------------------------------     penyakit

2.3.4 tahapan proses sakit
a. tahap gejala
tahap ini merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit
b. tahap asumsi terhadap sakit
pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialami dan  akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan oleh tubuhnya
c. tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
tahapan ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat  kepada dokter, perawat atau yang lain 
d. tahap ketergantungan
tahapan ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan, sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan
e. tahap penyembuhan
tahap ini merupakan tahapan akhir proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi.

2.3.5 dampak sakit
dampak sakit dapat terjadi pada individu, keluarga atau masyarakat. dampak tersebut antara lain :
  1. terjadi perubahan peran pada keluarga
  2. terjadi gangguan psikologis
  3. masalah keuangan
  4. kesepian akibat perpisahan
  5. terjadinya perubahan kebiasaan sosial
  6. terganggunya privasi seseorang
  7. otonomi
  8. perubahan gaya hidup

2.3.6 perilaku pada orang sakit
  1. adanya perasaan ketakutan
  2. menarik diri
  3. egosentris
  4. sensitif terhadap persoalan kecil
  5. reaksi emosi tinggi
  6. perubahan persepsi
  7. berkurangnya minat
upaya yang dapat dialakukan oleh perawat dalam ruang lingkup paradigma keperawatan selama rentang sehat-sakit adalah dengan mengadakan tindakan pencehagan baik secara primer, sekunder maupun tersier.

2.4 konsep lingkungan
paradigma keperawatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannnya, sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

3. Komponen dan Perkembangan Paradigma Keperawatan 
dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ad. dalam perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi

Minggu, 24 Oktober 2010

Laporan pendahuluan PRE EKLAMSIA

Pre Eklamsia

1. Definisi
Pre Eklamsi adalah timbulnya hipertensi disertai protein uria dan odema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer : 2000)
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan protein uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Misalnya terdapat Molahydatidosa (Sarwono : 2006)
 
2. Klasifikasi Pre Eklamsia
a. Pre Eklamsi Ringan (PER)
  • Tekanan darah sistole 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
  • Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
  • Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam 1 minggu.
  • protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif positif 1 sampai positif 2 pada urin katerer atau urin aliran pertengahan.
b. Pre Eklamsi Berat (PEB)
  •  Tekanan darah 160 / 110 mmHg.
  • Oligouria, urin kurang dari 3 cc / 24 jam.
  • Protein urin lebih dari 3 gr / liter.
  • Keluhan subjektif : nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, odema paru, dan sianosis gangguan kesadaran.
  • Pemeriksaan : kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan pada retina, tromosit kurang dari 100.000 /mm. Peningkatan tanda gan gejala pre eklamsia berat memberikan petunjuk akan terjadinya pre eklamsia. 
3. Etiologi
Penyebab pre eklamsia dan eklamsia sampai sekarang belum diketahui. Teori iskemia plasenta di anggap dapat menerangkan berbagai gejala pre eklamsia yaitu berdasarkan teori iskemia implantasi plasenta, bahan trofoblas akan diserap kedalam sirkulasi yang dapat meningkatkan sensivitas terhadap angiotensia II, renin dan aldosteron, spasme pembuluh darah arteriol dan tertahannya garam dan air. Teori iskemia implantasi plasenta didukung kenyataan sbb :
  1.  Pre eklamsi dan eklamsia banyak terjadi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan molahydatidosa.
  2. Kejadian makin tua Kehamilan
  3. Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin. Dengan demikian teori iskemia daerah implantasi plasenta memenuhi untuk menerangkan berbagai gejala klinis PEB dan eklamsia.  
 
4. Patofisiologi
 kehamilan tua / aterm
]
pre eklamsia / impending eklamsia / eklamsia
]
penyebab tidak jelas
]
diduga kerusakan sel endotel vaskuler
]
vasokontriksi meningkat, vasodilator menurun
]
TD meningkat, protein hilang, transudasi
kejang / penurunan kesadaran
]
perawatan dan pengobatan (MSR / observasi ketat)
]
terminasi kehamilan 
]
----------------------------------------------           
                                           [                                                                  ]
                                    pervaginam                                            seksio caesar
                                           [                                                                  ]
-------------------------------                         -----------------------------
[                                                ]                    [                                           ]
sistem urologi   sistem pencernaan      sistem kardiovaskuler                      sistem saraf
 [                         [                      ]                  [                                            ]
dialisi menurun     [                      ]     kehilangan darah dan cairan   diskontuinitas jaringan
[                          [                      ]                  [                                  atau luka operasi
[                mual / muntah     peristaltik            [                                            ]
oligouria          banyak         usus menurun    perdarahan ektra / interna         ]
                           [                     ]                    [                                         nyeri
                    muntah >>>   ilius paralitik      volume cairan & elekrolit
                           [                     ]               dalam sirkulasi menurun
           kehingan cairan     distended       (devisit cairan menurun)
                    / elekrolit          abdomen            [
                                                ]                insufisiensi akut dari sitem sirkulasi
                                          muntah >>>         [
                                                                 sel-sel jaringan tidak mendapat zat
                                                                 makanan + O2
                                                                    [
                                                               syok hipovolemik

5. Gambaran Klinis
Biasanya tanda-tanda pre eklamsi timbulnya dalam urutan :
pertumbuhan berat badan yang berlebihan, di ikuti edema, hipertensi dan akhirnya protein uria. pada pre eklamsi ringan tidak di temukan gejala-gejala subjektif. Pada pre eklamsia berat didapatkan sakit kepala, di daerah frontal, nyeri epigastrium, penglihatan kabur, mual, muntah, sketema, diplopia, gangguan visus lain (nyeri frontal yang hebat) perdarah retina, dan odema pulmonum. 

6. Uji Dx Pre Eklamsia
a. uji diasnostik dasar
  • pengukuran tekanan darah
  • analisis protein dalam urin
  • pemeriksaan odema
  • pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri)
  • pemeriksaan fundus kopik
b. uji laboratorium dasar 
  •  evaluasi hematologik (haematokrit, jumlah trombosit, morfologi, eritrosit pada sediaan harus darah tepi)
  • pemeriksaan fungsi hati,(bilirubin, protein serum, aspartat, aminotranserance, dsb)
  • pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)

7. Penatalaksanaan
a. pre eklamsia ringan (PER)
  • rawat jalan
  1. anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8 jam malam hari jika susah tidur beri fenobarbital 3 x 30 mg / hari
  2. diberikan obat penunjang antara lain : vit b komplex, vit c / vit e dan zat besi
  3. kunjungan ulang dilakukan 1 minggu kemudian untuk menilai perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin.
  4. diet biasa (tidak perlu diet rendah garam) 
  • rawat tinggal
  1. kriteria untuk rawat tinggal bagi px yang telah diterapi dalam 2x kunjungan selang 1 minggu tidak ada perbaikan klinis / laboratorium 
b. pre eklamsia berat (PEB)
  1. baringkan ibu miring kiri
  2. pasang infus RL / NS
  3. injeksi 10 gr Mg504 40% (5 gr IM pada bokong kiri dan kanan)
  4. berikan dosis awal 4 mg Mg504 20% IV selama 2 menit
  5. rujuk ibu kefasilitas yang memiliki kemampuan penataksanaan gadar obstetrik dan BBL.
  6. dampingi ibu ke tempat rujukan. berilah dukungan dan semanagat
penderita diusahan agar : 
  • terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara / sinar
  • terpasang infus D5% / RL
  • dilakukan pemeriksaan
  1. pemeriksaan umum : pemeriksaan TTV
  2. pemeriksaan leopod, DJJ, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan, dan keadaan janin dalam rahim)
  3. pemeriksaan duer kateter
  4. evaluasi keseimbangan
  • terapi
  1. sellativa : phenobarbital 3 x 100 mg, vallium 3 x 20 mg.
  • menghindari kejang
  1. magnesium sulvat : inisial dosis 20 mg IM. observasi : RR tidak kurang dari 16 x / menit, reflek patela positif, urin tidak kurang dari 600 cc / 24 jam.
  2. valium : inisial dosis 20 mg IV
  3. bila terjadi ologourine diberikan glukosa 40 % Iv untuk menarik cairan dari jarinagan sehingga dapat merangsang deuritis
  • setelah keadaan pre eklamsia berat dapat di atasi pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan berdasarkan :
  1.  kehamilan cukup bulan
  2. mempertahankan kehamilan sampai sampai mendeteksi cukup bulan.
  3. kegagalan pengobatan PEB kehamilan diakhiri tanpa memandang umur 

8. Konsep Asuhan Keperawatan
pengkajian :
  • identitas klien
  • keluhan utama : kaji TTV dan adanya perdarahan
  • riwatan kesehatan yang terdiri atas :
  1.  riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat pergi ke RS / pada saat pengkajian
  2. riwayat kesehatan masa lalu
  • riwayat pembedahan : kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien dan jenis pembedahan
  • riwayat penyakit dahulu : kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung. hipertensi, dll
  • riwayat kesehatan keluarga : kaji adanya penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapt dalam keluarga
  • riwayat kesehatan reproduksi : kaji tentang menarche, siklus haid, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna, dan adanya dismenorea
  • riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : kaji bagaimana keadaan anak, klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini.
  • riwayat seksual : kaji mengenai jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahan yang menyertainya.
  • pola aktivitas sehari-hari : kaji mengenai nutrisi, cairan, elektrolit, eliminasi, istirahat tidur, hygine, ketergantungan baik sebelum dan saat sakit 
pemeriksaan fisik 
pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi perkusi dan auskultasi mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki

Dx Keperawatan dan Intervensi Keperawatan 
1. nyeri b/d diskontuinitas jaringan yang ditandai dengan px tampak menyeringai, skala nyeri ... nyeri berada di daerah bekas operasi (SC) rasanya seperti ditarik-tarik & hilang timbul, sakit saat dibuat bertgerak secara tiba-tiba.
tujuan : nyeri berkurang
1. kaji tingkat skala nyeri
R/ menentukan sampai sejauh mana tingkat nyeri yang dialami oleh px
2. obs. TTV
R/ mengetahui keadaan umum px
3. berikan terapi sesuai program 
R/ bentuk kolaborasi dalam menghilangkan nyeri
4. Anjurkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
R/ mengurangi rasa nyeri dengan cara pengalihan
5. berikan linkungan yang tenang dan nyaman
R/ mengurangi rasa nyeri dengan cara pengalihan
6. jelaskan tentang sifat nyeri dan kapan nyeri akan berkurang / hilang
R/ informasi dapat membantu mengurangi tingkat nyeri akibat kecemasan
2. gangguan immobilitas fisik b/d luka bekas operasi (SC)   
intervensi :
1. obs. TTV
R/ mengetahui keadaan umum px
2. anjurkan px untuk lebih banyak istirahat
R/ istirahat dapat memulihkan tenaga yang hilang
3. anjurkan px untuk mika/miki setelah 12 jam post op
4. anjurkan px untuk aktivitas ringan
R/ aktivitas ringan dapat mengurangi keletihan

Daftar Pustaka
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid I. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC : Jakarta.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri  jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.
Sarwono P. 2006. Ilmu Kebidanan edisi 3. Bina Pustaka : Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta. 
 

Kamis, 21 Oktober 2010

laporan pendahuluan ca mammae

 Ca Mammae
(Kanker Payudara)
  
1. Pengertian 
Kanker Payudara adalah keganasan yang berasal dari parenkim, stoma, aerola dan papila mammae.
Kanker Payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Mansjoer : 2000)

2. Etiologi 
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada px diduga  berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
      a. umur > 30 tahun
      b. melahirkan anak pertama pada usia > 35 tahun
      c. tidak kawin dan nulipara
      d. usia menars < 12 tahun
      e. usia menopouse > 55 tahun
      f. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
      g. terapi hormonal lama
      h. mempunyai kanker payudara kontralateral
      i. pernah menjalani operasi ginekologi misalnya tumor ovarium
      j. pernah mengalami radiasi didaerah dada.

3. Gejala Klinis
Keluhan penderita kanker payudara :
a. mungkin tidak ada
b. ulkus / perdarahan dari ulkus
c. perdarahan / keluar cairan dari puting susu
d. tumor mammae umumnya tidak nyeri
e. nyeri pada payudara
f. kelainan bentuk payudara
g. keluhan karena metastase.


4. Gambaran Klinis
Gambaran klinis ca mammae yang khas pada wanita usia 35 tahun / lebih 
a. tumbuh progresif
b. infasi atau nekrosis
1. batas tidak jelas
2. bentuk tidak teratur
3. mobilitas terbatas
4. retraksi papil / kul;it
5. eritem kulit
6. peaue d'orange
7. nodul satelit
8. ulkus
9. tumor melekat dekat :
-. kulit
-. m pektoralis
-. dinding thorax
c. mengadakan metastase
1. regional
a. pembesaran kelenjar limfe aksila
b. pembesaran kelenjar limfe mammaria internal
2. organ jauh
a. kelenjar limfe : supraklavikula, aksila kontralateral, lehaer dst
b. mammae kontralateral : tumor dengan tanda maligna, "peau d'orange"
c. kulit : nodul satelit di luar kulit mammae, eritema kulit
d. paru : efusi pleura, atelektase, coin lesin, lymphangitic spread
e. tulang : nyeri tulang, distruksi tulang, (ostiolitik, osteoblastik, fraktur) alkali fosfatase nark
f. hati : hematomegali, nodus dihati umumnya multipel ikterus, dsb
g. sumsum tulang : anemia, trombositopenia, terdapat sel kanker disumsum tulang 
h. otak : sefalgia, neuroplegia, TIK meninggi, lumpuh dsb.


5. Jenis kanker Payudara 
a. Karsinoma insitu
karsinoma insitu artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang  belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalanya.
b. karsinoma duktal
karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju puting susu. sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal 
c. karsinoma lobuler
karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopouse
d. karsinoma invasive
karsinoma invasive adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, biasanya terinkalisir (terbatas pada payudara) maupun melastatik (menyebar kebagian tubuh lainnya) 
e. karsinoma meduler
kanker ini berasal dari kelenjar susu
      
klasifikasi TNM kanker payudara 
-. tumor primer (T)
Tx : tumor primer tidak dapat ditentukan
To : tidak terbukti adanya tumor primer
Tis : -. kanker insitu
-. kanker intraduktal atau lobuler insitu
-. penyakit raget pada papila tanpa teraba tumor
T1 : tumor < 2 cm
T1a tumor < 0.5 cm
T1b tumor 0.5 - 1 cm
T1c tumor 1 - 2 cm
T2 : tumor sampai 2-5 cm
T3 : tumor > 5 cm
T4 : berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung kedinding dada atau kulit. dinding dada termasuk kosta, otot interkosta, otot seratus anterior, tidak termasuk otot pektoralis
T4a : melekat pada dinding dada
T4b : edema, peau d'orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada daerah payudara yang sama
T4c : T4a dan T4b
T4d : karsinoma inflamatoris mastitis karsinoma tosis

Nodul Limfe Regional (N) 
Nx : pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No : tidak teraba kelenjar aksila
N1 : teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang tidak melekat
N2 : teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.
N3 : terdapat pembesaran kelenjar mammae interna homolateral.

Metastase Jauh (M) 
Mx : metastase jauh tidak dapat ditentukan
Mo : tidak ada metastase jauh
M1 : terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar supraklavikula

Penentuan Stadium Kanker 
a. Stadium 0   : kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam payudara yang normal
b. Stadium I    : tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar payudara
c. Stadium IIa : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
d. Stadium IIb : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
e. Stadium IIIa : tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlekatan satu sama lain
f. Stadium IIIb : tumor telah menyusup  keluar payudara, yaitu ke dalam kulit payudara atau dinding dada
g. Stadium IV   : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada

Persepsi Nyeri dan Penanganan Nyeri (P, Q, R, S, T)
P (Paliatif)     : faktor yang mempengaruhi / penyebab timbulnya nyeri
Q (Qualitatif) : dinyatakan sesuai dengan apa yang dirasakan Px
R (Regio)      : lokasi / letak nyeri
S (Skala)       : Intensitas, ditunjukkan dengan skala nyeri
T (Time)        : Waktu nyeri


       Pengukuran Skala Nyeri dengan Skala Numerik

       <--0---1---2---3---4---5---6---7---8---9---10-->  

           Minta Px untuk menunjukkan angka :
              0   : tidak nyeri
            1-3  : nyeri ringan
            4-7  : nyeri sedang
           8-10 : nyeri berat


6. Patofisiologi
faktor resiko pada px dengan kanker payudara :
umur > 30 tahun
usia menarche < 12 tahun
usia menopouse > 55 tahun
pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
]
ca mammae
]
<--karsinoma---karsinoma---karsinoma---karsinoma---karsinoma---karsinoma-->
                          insitu           duktal            lobuler         invasive        meduler         rubuler
                             ]                   ]                    ]                  ]                   ]                    ]
                             ]                   ]                    ]                  ]                   ]                    ]
                             ----------------------------------------------------------------------
perdarahan dari ulkus
keluar cairan dari puting susu
nyeri pada dada
keluhan karena metastase
]
----------------------------------------------------
 [                                                                            ]
                            penekanan / kerusakan                                     kurang mengetahui tentang
                                   jaringan saraf                                         prosedur penyembuhan / terapi
                                           [                                                                            ]
                                        nyeri                                                     kurangnya pengetahuan



7. Pemeriksaan
      a. Pemeriksaan klinis
      b. Pemeriksaan Penunjang
          -. pemeriksaan radiologis
              USG mammae
              X- foto thorax
          -. pemeriksaan laboratorium
              rutin darah lengkap
              urine
      c. pemeriksaan sitologis / patologis
          FNA dari tumor

 
8. Penatalaksanaan
a. terapi kuratif
untuk kanker mammae stadium 0, I, II, dan III
-. terapi utama adalah mastekromi radikal modifikasi, alterenatif tomoorektomi + diseksi aksila
-. terapi ajubin : radiologi, kemoterapi, hormon terapi

b. terapi paliatif
untuk kanker mammae syadium IIIb dan IV
1. terapi utama
-. pramenopouse
-. pasca menopouse
2. terapi ajuvan
-. operable (mastektomi simple)
-. inoperable (radioterapi)


9. Konsep Keperawatan
a. pengkajian
1. identitas Px
2. keluhan utama (terdapat benjolan pada payudara dll)
3. konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker mammae
4. pemeriksaan klinis
a. inspeksi : simetris mammae kanan - kiri, kelainan papila
b. palpasi : px berbaring dan di usahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil, konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, batas dan operabilitas, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
  

10. Diagnosa Keperawatan
a. cemas / takut b/d situasi krisis (kanker) perubahan kesehatan, sosial ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga yang ditantai dengan peningkatan tegangan,  kelelahan, mengekpresikan kecanggungan peran, perasaan tergantun, tidak adekuat kemampuan menolong diri.
b. nyeri (akut) b/d proses penyakit (penekanan / kerusakan jaringan saraf, infiltrasi sistem suplay saraf, obstruksi jalur saraf, inflamasi) efek samping terapi kanker ditandai dengan px mengatakan nyeri, px sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan
c. resti terhadap gangguan konsep diri b/d perubahan dalam penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika 
d. gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) b/d kanker, konsekwensi kemoterapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap) emosional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping
e. kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan b/d kurangnya informasi mesinterprestasi, keterbatan kognitif, ditandai dengan sering bertanya, mengatakan masalahnya,  pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikuti instruksi / pencegahan komplikasi


11. Intervensi
a. cemas / takut b/d situasi krisis (kanker) perubahan kesehatan, sosial ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga yang ditantai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekpresikan kecanggungan peran, perasaan tergantun, tidak adekuat kemampuan menolong diri.
tujuan :
  -. klien dapat mengurangi rasa cemasnya
  -. rileks dan dapat melihat dirinya secara objektif
  -. menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan
Intervensi :
a. tentukan pengalaman px sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya 
R/ data-data mengenai pengalaman px sebelumnya, akan memberikan dasar untuk penyulihan dan menghindari adanya dulikasi
b. berikan informasi tentang prognosis secara akurat
R/ pemberian informasi dapat membantu px dalam memahami proses penyakit.
c. jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. bantu px mempersipakan diri dalam pengobatan
R/ membantu px dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya
d. anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system
R/ agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat / keluarganya.
e. berikan lingkunga yang tenang dan nayaman.
R/ memberikan kesempatan pada klien untuk berfikir / merenung / istirahat

b. nyeri (akut) b/d proses penyakit (penekanan / kerusakan jaringan saraf, infiltrasi sistem suplay saraf, obstruksi jalur saraf, inflamasi) efek samping terapi kanker ditandai dengan px mengatakan nyeri, px sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan
tujuan :
    -. klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
    -. melaporkan nyeri yang dialaminya
    -. mengikuti program pengobatan
Intervensi :
a. tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
R/ memberikan informasi yang diperluakan, untuk merencanakan askep
b. evaluasi terapi, pembedahan, radiasi, kemoterapi, bioterapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya.
R/ untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak
c. berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenanagkan seperti mendengarkan musik atau menonton tv
d. menganjurkan teknik penanganan sterss (teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan) gembira dan berikan sentuhan therapoutik
R/ meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menentukan stress dan ansietas.
e. evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu
R/ untuk mengetahui efeksivitas penanganan nyeri, tingkat nyeri, dan sampai sejauh mana px mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan px akan obat-obatan anti nyeri
f. diskusikan penangan nyeri dengan dokter dan juga dengan px
R/ agar terapi yang diberikan tepat sasaran

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Carpenito Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. jakarta : EGC
Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan  pendokumentasian perawatyan px) Jakarta : EGC
http://makalah-kesehatan-online,blogspot-com diaskes tgl 25 februari 2010 jam13.30